Contohbisa lihat dibawah ini. TULADHA ATUR PAMBAGYAHARJA TEMANTEN Assalamua'laikum Wr Wb. Kula nuwun dhumateng para tamu kakung miwah putri ingkang winantu ing suka basuki, para sepuh, pini sepuh ingkang sampun pana ing pamawas sarta lebda ing pitutur ingkang pantes hanampi sagungeng sekar pakurmatan Denganmenggunakan bahasa yang singkat, pidato jawa ini memberikan contoh baik dalam pembuatan naskah yang seharusnya. Silahkan diisi saja titik-tiik sesuai dengan profil anda untuk acara Atur Panampi Pasrahan Assalamu'alaikum Wr. Wb. Nuwun, para pinisepuh ingkang satuhu kinabekten. Apakahanda mencari gambar tentang contoh atur atur bahasa jawa? Nah, dikesempatan kali ini untuk kamu orang jawa yang mau membuat tahlilan memakai bahasa jawa berikut ini merupakan contoh tahlilan memakai . Contoh surat undangan tasyakuran, tahlilan, tanggab warsa (ulang tahun), walimahan dsb. Source: cdn.kibrispdr.org Samahalnya dengan pidato lain, pidato bahasa jawa juga memuat 3 struktur pokok, yaitu Pembukaan, Isi, dan Penutup. 1. Pembukaan (Mukadimah) Pembukaan dalam sesorah biasanya berisi 3 hal, yaitu: Salam pembuka (atur salam) Salam penghormatan atau kata sambutan (atur pakurmatan) Ucapan syukur (atur syukur) Contoh pembukaan pidato bahasa jawa bisa ContohAtur Pambagya Hargya Bahasa Jawa - Cara Mudah Menjadi Pembicara /MC di Pernikahan & Kematian, (Atur Pambagya Hargya, Pasrah Manten, Terima Temanten, Mangayu Bagya, Asung Bela Sungkawa dll ) TULADHA SAPALA. 1. Tuladha Sapala menika namung kangge ancer-ancer mbok bilih wonten para-para ingkang kersa nampi jejibahan talanging atur/basa bab : 18contoh ucapan sungkeman idul fitri dalam bahasa jawa. Biar beda dari yang lain, kamu bisa atur sendiri isinya ya. Source: rembangbicara.pikiran-rakyat.com. Biar beda dari yang lain, kamu bisa atur sendiri isinya ya. 10 ucapan selamat idul fitri 2018 berbahasa jawa cocok diucapkan kumpulan ucapan selamat hari raya idul fitri 1440 h 2019 Untuksekedar atur-atur jangan sampai kita dimintai tolong kerabat yang punya hajat tidak mau hanya karena alasan tidak bisa. Berikut ini contoh sederhana atur-atur syukuran/kenduri dalam budaya jawa: - Kepareng matur kalian Bpk Nah berikut ini ada beberapa contoh pantun berbahasa jawa untuk menutup pidato agar lebih menarik lagi. Cekap semanten atur kula . Kupat duduhe santen. Sedaya lepat nyuwun pangapunten. Maksud dari pantun 2 baris di atas adalah sebagai penutup pidato dan meminta maaf jika ada salah dalam hal kata ataupun tingkah laku yang kurang berkenan. 50 Contoh Geguritan Bahasa Jawa Dalam Berbagai Tema : Pengertian, Arti & Ciri Salajengipun gandheng sampun katampi atur kula, lajeng badhe nyuwun pamit, nglajengaken lampah. Itulah kata-kata untuk mengundang kenduri [ atur-atur ulem kenduri ] secara singkat dan mudah dihafalkan. TuladhaAtur Pasrah Lamaran, Contoh Sambutan Acara Lamaran Bahasa Jawa - June 15, 2016 Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh Panjenenganipun para pepundhen, para sesepuh, para pinisepuh ingkang hanggung mastuti dhumateng pepoyaning kautaman, ingkang pantes pinundhi. v2IdZH. Ilustrasi menggunakan bahasa Jawa halus kepada orang yang lebih tua. Foto PixabayDalam bahasa Jawa, dikenal bentuk tingkat tutur bahasa yang khas dan jelas berdasarkan tingkat kesopanan. Sebab, saling menghormati dan memiliki sopan santun antara satu dengan lainnya adalah tradisi yang melekat dalam kebudayaan Jawa sudah diajarkan tata krama dan tingkatan sopan santun sejak masih dini. Sehingga, mereka bisa menempatkan dirinya dengan baik bagaimana berlaku dan bertutur kata kepada siapa pun yang berbicara Jawa mengenal tata bahasa krama inggil, yaitu bahasa Jawa halus yang digunakan sebagai bentuk sopan santun dan untuk menghormati lawan bagaimana aturan penggunaan bahasa Jawa halus atau krama inggil? Berikut informasinya beserta contoh kalimat bahasa Jawa halus yang sering digunakan Penggunaan Bahasa Jawa HalusAksara Jawa. Foto Instagram/bagolleolBahasa Jawa halus atau krama inggil merupakan ragam bahasa Jawa yang bersifat penghormatan. Ada tiga kondisi kapan Bahasa Jawa halus ini digunakan. Dikutip dari Wiwara oleh Harimurti Kridalaksana, berikut Penggunaan Bahasa Jawa Halus di Situasi FormalPenggunaan bahasa krama biasanya dipakai pada situasi pembicaraan yang formal/resmi. Misalnya dalam acara rapat, upacara adat, pengajian, maupun pidato pada upacara Bahasa Jawa Halus Diucapkan kepada Orang yang Lebih TuaBerbicara dengan orang yang lebih tua harus menggunakan ragam tutur bahasa Jawa halus. Ini merupakan bentuk penghormatan kepada yang lebih tua dan pengalaman hidupnya lebih banyak. Misalnya seorang anak kepada orang tuanya, siswa kepada Bahasa Jawa Halus Diucapkan kepada Orang yang Status Sosialnya Lebih TinggiSaat berbicara dengan mereka yang memiliki status sosial lebih tinggi, seseorang harus menggunakan Bahasa Jawa halus. Hal ini sebagai bentuk penghormatan dan kesopanan. Sebab, orang yang status sosialnya lebih tinggi dianggap lebih terhormat di kalangan masyarakat suku seorang guru kepada kepala sekolah, seorang abdi kepada keluarga keraton, seorang pekerja kepada atasan, dan lain Kalimat Bahasa Jawa HalusIlustrasi orang Jawa. Foto PixabaySupaya lebih paham, berikut beberapa contoh kalimat Bahasa Jawa halus yang dikutip dari buku Kamus Praktis Berbahasa Jawa Keseharian tulisan Siti Rofiqoh, dkk. yang biasa digunakan dalam kehidupan masyarakat suku Jawa pagi = Sugeng enjangSelamat siang = Sugeng siangSelamat sore = Sugeng sontenSelamat malam = Sugeng ndaluBapak sudah makan belum? = Bapak sampun dhahar dereng?Terima kasih banyak bapak dan ibu = Matur nuwun sanget kagem bapak kalih mau kemana? = Bapak badhe tindak pundi?Ibu sedang apa sekarang? = Ibu tasih punapa sakniki?Air di sungai sangat keruh = Toyo ten lepek butek sangetSaya ambil barang saya = Kula pundhut barang kulaApa warna bajumu? = Nopo werni rasukan sampean?Kalimat ini artinya apa ya? = Kalimat niki artosipun nopo nggih?Bagaimana kabar Ibumu? = Kados pundi kabar ibune sampean?Baru saja ibu memberi uang = Nembe mawon ibu maringi yotroIbu berangkat ke Surabaya = Ibu tindhak ten SurabayaTingkatan Bahasa dalam Bahasa JawaIlustrasi menggunakan bahasa Jawa halus. Foto PixabaySumadi dan Edi Setiyanto dalam buku Permasalahan Pemakaian Bahasa Jawa Krama menjelaskan, selain krama inggil atau krama halus, terdapat tiga tingkatan tutur kata lain dalam Bahasa Jawa, yaitu ngoko lugu, ngoko halus, dan krama lugu. Berurutan dari ngoko lugu yang digunakan untuk tingkat kesopanan paling rendah, hingga krama alus yang digunakan untuk tingkat kesopanan paling Ngoko LuguTingkat tutur ngoko pada dasarnya mencerminkan rasa tidak berjarak atau akrab antara pembicara orang pertama terhadap lawan bicara orang kedua atau orang ketiga yang dibicarakan, dan pembicara tidak memiliki rasa segan terhadap lawan bicara. Itu sebabnya bahasa ini hanya diterapkan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih muda atau kedudukannya sejajar dengan pembicara. Jika seseorang dengan kedudukan lebih rendah menggunakan bahasa ngoko lugu kepada yang derajatnya lebih tinggi, maka ia akan dianggap kurang buku Baboning Pepak Basa Jawa tulisan Budi Anwari, penggunaan bahasa Jawa ngoko lugu, antara lainDiucapkan oleh orang yang derajatnya lebih tinggi kepada orang dengan derajat lebih orang yang usianya lebih tua kepada yang usianya lebih teman yang sangat arep lunga menyang pasar. Aku mau pergi ke pasarKowe iku yen diwenehi apa-apa kok mesthi ora gelem, piye ta? Kamu itu kalau dikasih apa-apa kok nggak mau, gimana sih?2. Ngoko AlusSejatinya, ngoko alus merupakan campuran ngoko lugu dan krama inggil. Ngoko alus bisa diucapkan kepada lawan bicara yang sudah akrab tetapi masih dihormati, sepertiTeman dekat yang saling tua yang derajatnya lebih tinggi kepada orang yang lebih muda, tetapi hubungannya sangat alus juga diucapkan oleh istri kepada nyuwun pirsa, daleme Mas Budi kuwi, neng ndi? Maaf saya mau tanya rumah Mas Budi di mana, ya?Panjenengan ora dhahar dhisik ta Pak? Kamu belum makan dulu, ya Pak?Kula dolan wonten griyane simbah. Aku pergi ke rumahnya nenek3. Krama Lugu Tingkat tutur krama ialah tingkatan yang lebih tinggi dari ngoko. Basa krama mencerminkan rasa penuh sopan santun. Tingkat tutur ini menandakan adanya perasaan segan seseorang terhadap lawan krama juga dibagi menjadi dua macam, yaitu krama lugu dan krama halus. Seperti yang sudah dijelaskan, krama halus atau krama inggil merupakan bahasa Jawa yang tingkat kesopanannya paling tinggi. Sedangkan, krama lugu berada satu tingkat di jauh berbeda dengan krama inggil, krama lugu juga digunakan oleh orang yang lebih muda terhadap yang lebih tua. Berikut contoh kalimatnya yang dikutip dari buku Bahasa Jawa XB tulisan Eko GunawanIbu tumbas jeruk kaliyan napa empun nate tindak teng Rembang?Kula kesupen mboten nggarap Kosakata JawaIlustrasi membaca kosakata dalam bahasa Jawa. Foto PexelsDirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah contoh kosakata Jawa dalam bahasa Indonesia, bahasa Jawa ngoko, dan bahasa krama inggil yang bisa bahasa Indonesia = kulo bahasa Jawa ngoko = dalem bahasa krama inggilKamu bahasa Indonesia = kowe bahasa Jawa ngoko = panjenengan bahasa krama inggilDia bahasa Indonesia = deweke bahasa Jawa ngoko = piyambakipun bahasa krama inggilKami bahasa Indonesia = awakedhewe bahasa Jawa ngoko = kito bahasa krama inggilLaki-laki bahasa Indonesia = lanang bahasa Jawa ngoko = kakong bahasa krama inggilPerempuan bahasa Indonesia = wedhok/wadhon bahasa Jawa ngoko = estri bahasa krama inggilApa bahasa Indonesia = opo bahasa Jawa ngoko = menopo bahasa krama inggilKapan bahasa Indonesia = kapan bahasa Jawa ngoko = kapan bahasa krama inggilSiapa bahasa Indonesia = sopo bahasa Jawa ngoko = sinten bahasa krama inggilMengapa bahasa Indonesia = ngopo bahasa Jawa ngoko = kadhosmenopo bahasa krama inggilBagaimana bahasa Indonesia = piye bahasa Jawa ngoko = kadhospundi bahasa krama inggilYang mana bahasa Indonesia = singendhi bahasa Jawa ngoko = ingkangpundhi bahasa krama inggilBerapa bahasa Indonesia = piro bahasa Jawa ngoko = pinten bahasa krama inggilAyah bahasa Indonesia = rama bahasa Jawa ngoko = romo bahasa krama inggilIbu bahasa Indonesia = ibu bahasa Jawa ngoko = ibu bahasa krama inggilAnak bahasa Indonesia = lare/putra bahasa Jawa ngoko = putro bahasa krama inggilPagi bahasa Indonesia = esuk bahasa Jawa ngoko = enjing-injing bahasa krama inggilSiang bahasa Indonesia = awan bahasa Jawa ngoko = siang bahasa krama inggilMalam bahasa Indonesia = bengi bahasa Jawa ngoko = dalu/ndalu bahasa krama inggilTerima kasih bahasa Indonesia = muwun bahasa Jawa ngoko = maturnuwun bahasa krama inggilApa itu bahasa krama inggil?Kapan bahasa Jawa halus digunakan?Apa itu bahasa krama lugu? Di kampung Sindet Trimulyo dan sekitarnya masih sangat lekat dengan adanya tradisi yg antara lain adalah kenduri. Nah untuk menghadirkan orang berkumpul dlam acara kenduri atau yg lainnya di Sindet Trimulyo tidak asal kasih undangan,tpi ada tata caranya tersendiri, yaitu orang yg punya hajat mengutus salah seorang pemuda/perwakilan untuk mengundang atau bhasa jawanya ''ngaturi/ atur atur'' tpi terkadang yg jadi kendala adalah dimana anak anak muda jaman sekarang kalau dimintai tolong untuk ''atur atur'' jawabnya tidak bisa, oleh sebab itu penulis ingin sekedar berbagi bagaimana cara atur atur, sebenarnya itu tergantung pribadi yg ngaturi tpi kurang lebih seperti berikut yg biasa penulis pakai ''Kepareng matur kalian Bapak....nama yg di aturi/diundang kulo sowan mriki sepisan silaturrohim, ingkang kaping kalih kulo di pun utus kalian Bapak...nama yg punya hajatan bilih samangke...waktu acaranya. Contoh wekdal ba'da magrib panjenengan kasuwun rawuh wontwn dalemipun .... Rumah yang mengutus ing sak perlu...keperluanya apa Kurang lebih seprti itu, dan setelah Bapak yg diundang menjawab dan dikira sudah cukup kemudian pamit,tidak asal pergi,krn tidak sopan,hehehe,,begini cara pamitnya ''kados sampun cekap anggen kulo matur kalian sampun pinangge sae, kulo bade nyuwun pamit sama bersalaman'' Kurang lebih seperti itu, jangan sampai anak jaman sekarang kalah dengan orang jaman bermanfaat bagi semua,,aamiin,, Surakarta – Atur Pasrah Temanten Kakung adalah pidato berbahasa Jawa yang dilakukan oleh perwakilan dari keluarga pengantin pria yang ditujukan kepada orang tua pengantin putri saat akan dilaksanakannya temu nganten. Sedangkan atur panampi adalah tanggapan dari perwakilan orang tua pengantin putri. Upacara ini biasanya dilaksanakan setelah ahad nikah, misalnya ahad nikah dilaksanakan pukul WIB yang dipimpin oleh Bp. Naib dari KUA setempat, maka upacara temu pengantin dimulai sekitar pukul WIB, meskipun tidak selalu. Maka status kedua mempelai bukan lagi sebagai calon pengantin, tetapi sudah menjadi pengantin. Upacara temu nganten ini biasanya telah disepakati oleh kedua belah pihak antara kedua orang tua calon pengantin putra dan putri. Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, yaitu upacara lamaran. Baca juga Contoh atur pasrah lamaran singkat bahasa Jawa Pada saat itulah keluarga pengantin pria membawa rombongan sanak saudara dan tetangga terdekat untuk datang bertamu di rumah pengantin putri yang sudah menyiapkan semuanya dengan meriah. Terkadang ada juga hiburan seperti campursari, karawitan, atau bahkan orkes melayu. Dalam membawakan atur pasrah dan panampi menggunakan basa krama, untuk itu bagi yang belum fasih silahkan pelajari Kosakata Basa Krama Inggil. Atur pasrah temanten adalah ungkapan atau simpelnya perkataan menyerahkan pengantin kakung pria kepada orang tua pengantin putri. Sebelum wakil dari pihak pengantin pria melakukan atur pasrah temanten, pambiwara atau panatacara, atau dalam bahasa Indonesia di sebut pembawa acara, membacakan tata urutan upacara temu nganten. Setelah pembacaan acara selesai, pambiwara mengajak kepada semua tamu untuk memulai acara tersebut dengan membaca bismilah bersama-sama dengan maksud agar acara tersebut lancar hingga selesai. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan masuknya pengantin putri ke pawihan, biasanya dengan diiringi gending Jawa ketawang Puspowarno atau ketawang Sekar Tejo. Setelah pengantin putri duduk di kursi pelaminan, tiba saatnya panatacara mempersilahkan perwakilan dari keluarga pengantin pria untuk maju untuk melakukan atur pasrah. Bagi yang ingin belajar bagaimana berpidato atur Adapun teks atur pasrah tersebut kurang lebih sebagai berikut Assalaamu’alaikum Wr. Wb. Kawula nuwun, kanthi linambaran pepayung budi rahayu saha hangunjukaken raos suka sukur dhumateng Gusti, “Mugi Rahayuha sagung Dumadi” tansah kajiwa lan kasalira dhumateng kula lan panjenengan sadaya. Amit pasang aliman tabik, mugi tinebihna ing iladuni myang tulak sarik, dene kawula” cumanthaka marak mangarsa hanggempil kamardikan panjenengan ingkang katemben wawan pangandikan. Inggih awratipun hamestuti jejibahan luhur kula piniji minangka dhuta saraya sulih sarira saking panjenenganipun Bapa/lbu ……….. besan, kula kadhawuhan nglarapaken putra calon temanten kakung, mugi katur panjenenganipun Bapa/lbu ……….. ingkang mengku gati. Panjenenganipun Bapa …………. ingkang nampi ingkang jumeneng hangembani wuwus minangka sulih sarira saking panjenenganipun Bapa/lbu …… ingkang winantu sagunging pakurmatan. Wondene menggah wigatosing sedya sowan kula wonten ngarsa panjenengan. Ingkang sepisan, ngaturaken sewu agenging kalepatan dene panjenenganipun Bapa/lbu …… besan boten saged hanindakaken piyambak masrahaken putranipun calon temanten kakung, kapeksa namung saged ngaturaken salam taklim mugi katura ing panjenenganipun Bapa/lbu ……….. orang tua pengantin putri ingkang lumantar kawula. Sanget ing pamujinipun, bilih anggenipun mengku karya hanetepi darmaning asepuh, hangrakit sekar cepaka mulya, hamiwaha putra mahargya siwi, tetepa winengku ing suka basuki. Jangkep kaping kalih, rehning putra calon temanten kakung pun Bagus …….nama pengantin pria, atmaja kakung saking Bapa/lbu………. besan ingkang pidalem ing ……………, sampun kelampahan ijab/ dhaup suci kaliyan Rara ……………nama pengantin putri, kenya siwi saking panjenenganipun Bapa/Ibu ………, kala wau dinten …………., surya kaping ………. wanci tabuh ……., mapan ing dalem ……….. mriki, kanthi nirbaya nir wikara boten wonten alangan satunggal punapa. Sarehning sampun ndungkap titiwanci tumapaking gati, pramila calon temanten kakung kula pasrahaken, mugi tumunten katindakna dhaup panggihing temanten, anut satataning adat widhiwidana ingkang sampun lumampah wonten ing………. Kula sapangombyong tansah jumurung ing karsa, sinartan puji donga mugi Gusti tansah ngijabahi dhumateng temanten sarimbit, anggenipun amangun brayat enggal, tansah manggih guyup rukun, atut runtut, ayem tentrem, rahayu ingkang tinuju, bagya mulya ingkang sinedya. Dene ingkang wekasan, sasampunipun paripurnaning pahargyan, kula sarombongan pangombyong temanten kakung, keparenga nyuwun pamit saha nyuwun pangestu, mugi-mugi lampah kawula sarombongan tansah manggih wilujeng kalis saking pringga bayaning marga. Semanten ugi, hambok bilih anggen kawula minangka talanging basa wonten gonyak-ganyuking wicara, kiranging subasita ingkang singlar ing reh tata krami, kawula tansah nyuwun lumunturing sih samodra pangaksami. Akhirul kalam, billahi taufik wal hidayah, Wassalaamu’alaikum Wr. Wb. Setelah atur pasrah di atas, maka waktu dan tempat dikembalikan kepada pambiwara/panatacara untuk melanjutkan acara. Pelajari juga Contoh teks atur Pambagyo Harjo Temanten singkat Bahasa Jawa Contoh Teks Atur Panampi Besan Bahasa Jawa Atur Panampi adalah tanggapan singkat dari pihak orang tua putri, bahwasannya secara resmi pihak besan sudah menerima pasrah dengan senang hati atas pengantin pria yang sudah diserahkan. Untuk menganggapi atur pasrah, pambiwara mempersilahkan perwakilan dari pihak pengantin putri untuk melakukan atur panampi. Adapun pidato atur panampi dalam bahasa Jawa adalah sebagai berikut Assalaamw’alaikum Wr. Wb. Dhumateng panjenenganipun Bapa …………………… ingkang pasrah ingkang piniji angembani wuwus, mangka duta saraya, sulih sarira saking panjenenganipun Bapa/lbu …………… besan ingkang pantes sinuba sagunging pakurmatan. Kanthi linambaran trapsila ing budi, miwah ngaturaken sewu agunging pangaksama, inggih awit mradapa keparengipun kadang kula sepuh raka Mas ………..……. sarimbit garwa ingkang mengku gati, kula piniji minangka talanging basa, kinen hanampi menggah wosing gati lekasing sedya ingkang luhur saking panjenenganipun Bapa/Ibu ………, Iumantar panjenenganipun Bapa …….…. ingkang pasrah. Minangka purwakaning atur, ngaturaken pambagya sugeng rawuh saha ngaturaken gunging panuwun ingkang tanpa pepindhan, dene lampah panjenengan sampun kasembadaning karya, satemah saget nglarapaken sekar cepaka mulya sasele, inggih putra calon temanten kakung pun Bagus ……………, kanthi wilujeng nir baya nirwikara boten wonten pringga bayaning marga. Sanget katampi kanthi bingahing manah, salam taklim saking panjenenganipun Bapar/lbu ……………., ingkang salajengipun badhe kula aturaken wonten ngarsanipun raka mas …………… sarimbit, mugi-mugi awit saking pangestunipun, sageda handayani anggenipun mengku karya, hanetepi darmaning sepuh, hangrakit sekar cepaka mulya, hamiwaha putra mahargya siwi, tetepa winengku ing suka basuki. Semanten ugi, lumaraping sekar cepaka mulya sasele, inggih pasrahipun putra calon temanten kakung katampi kanthi suka renaning penggalih. Suka bingahing manah saking panjenenganipun raka mas ……. sarimbit, menawi kenging kawedhar ing akathah, saha kepareng rinumpaka ing ukara, kadi kajugrugan wukir sari kabelebeging samodra madu. Ing salajengipun, menawi sampun dumugi titi wanci tumapaking gati tumunten badhe kapanggihaken anut satataning adat widhi widana ingkang sampun sinengker ing tlatah …….., saha badhe kabiwadha sakadaripuni dening panjenenganipun raka mas ………… sakukuban. Dhumateng panjenenganipun Bapa ……………………….. ingkang pasrah dalah pangaraking putra calon temanten kakung, sasampunipun mangke putra calon temanten kapanggihaken, kula suwun pinarak ing palenggahan kanthi mardu mardikaning penggalih, ngantos dumugi paripurnaning pawiwahan, saperlu hangestreni tuwin paring berkah pangestu dhumateng temanten sarimbit, mugi-mugi anggenipun badhe lelumban wonten madyaning bebrayan agung, tansah manggih bagya mulya ingkang sinedya, rahayu ingkang tinuju, basuki ingkang kaesthi, miwah tansah gagah ingkang jinangkah. Minangka puputing atur, menawi wonten kuciwaning boja krami, anggen kawula hangacarani menggah ing rawuh panjenengan sami, mugi lumeberna sih jalanidhi pangaksami. Semanten ugi, kula minangka talanging basa, hambok bilih anggen kawula matur wonten kiranging subasita ingkang singlar ing reh tata krami, kupat janure klapa menawi lepat nyuwun pangapura. Aakhirul kalam, uushikum wanafsi bitagwallaah. Wassaalaamu’alaikum Wr. Wb. Bagi anda yang sedang belajar, berikut kami lampirkan video contoh atur pasrah dan panampi secara singkat dan jelas. Perhatikan videonya di bawah ini! Baca juga Contoh teks atur panampi pasrah lamaran dari keluarga calon pengantin putri Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai “Contoh Teks Atur Pasrah Temanten Kakung dan Panampi Singkat Bahasa Jawa“, semoga memberi manfaat bagi yang membutuhkan. Selalu kunjungi untuk mendapatkan update artikel terbaru seputar Bahasa Jawa, atau ikuti kami di Google News